RSS

Category Archives: Iseng

E-Learning

Pengantar E-Learning

Haritz Cahya N.

haritzcn@gmail.com

 

Pengembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi (ICT) telah merubah pandangan, cara untuk bekerja maupun belajar dan juga implementasinya di lapangan. Ditandai dengan kemunculan istilah-istilah baru dalam pendidikan dan pelatihan yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi digital maupun elektronik. Beberapa istilah tersebut antara lain : eBooks, e-learning / e-training / e-pedagogy, cyber-campus.

 

E-learning sendiri dapat diartikan sebagai semua bentuk pembelajaran yang didukung secara elektronik. Sistem informasi dan komunikasi, baik terhubung maupun tidak, bertindak sebagai media untuk implementasi proses pembelajaran (D. Tavangarian, 2004). Dengan e-learning proses pembelajaran yang semula hanya terbatas pada tatap muka antara pelajar dan pemberi materi, kini tidak lagi dibatasi oleh tempat maupun waktu.

 

Sejarah dan Perkembangan E-learning

Pada tahun 1960, profesor psikologi dari Standford University, Patrick Suppes dan Richard C. Atkinson bereksperimen dengan komputer untuk mengajar matematika dan membaca bagi anak kecil di sekolah dasar. Program inilah yang menjadi cikal bakal dari e-learning di masa ini.

Perkembangan e-learning di Indonesia (Purnomo, Wahyu. 2009)

 

(1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.

 

(2) Tahun 1994 : CBT semakin marak digunakan, dan muncul dengan teknologi yang memungkinkan e-learning menjadi semakin menarik, interaktif, dan dapat diproduksi secara massal.

 

(3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.

 

(4) Tahun 1999 sebagai tahun aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.

 

eLearning 2.0

Seiring dengan perkembangan teknologi web, yang ditandai dengan munculnya teknologi Web 2.0, dimana sekarang pengguna telah berubah fungsi menjadi pembuat. Para pengguna juga saling terkoneksi dengan pengguna lain, dan sering dikenal dengan istilah social networking. Muncullah istilah e-learning 2.0, dimana proses belajar tersebut tidak lagi satu arah antara guru dengan siswa, melainkan bersifat sosial, sesama murid dapat saling membaca jurnal murid lain, mengomentari, bertanya, berbagi demi mendapatkan hasil yang maksimal. E-learning 2.0 banyak memanfaatkan teknologi Web 2.0 seperti Blog, wiki, Podcast, social networking, dan berbagai macam fitur lainnya

 

 

Kategori e-learning

Berdasarkan tingkatannya, e-learning dapat dibagi menjadi 4, mulai dari yang basik hingga yang kompleks. Kategori tersebut adalah:

 

  1. Knowledge database

    Walaupun tidak terlihat seperti pelatihan, tetapi database tersebut adalah bentuk paling dasar dari e-learning. Database pengetahuan sering dijumpai pada situs yang menawarkan daftar mengenai penjelasan, serta beberapa petunjuk dan instruksi untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Model e-learning ini cukup interaktif, anda dapat mencari kata yang anda inginkan, atau mengambil pilihan dari daftar topik yang anda inginkan.

     

  2. Online support

    Dukungan online juga merupakan sebuah bentuk dari e-learning dan berfungsi hampir sama seperti database pengetahuan. Dukungan online dapat berupa forum ruang chat, bulletin boards, grup email maupun chatting secara live dengan orang lain. Online support lebih interaktif daripada database pengetahuan, dimana model ini akan menawarkan dukungan untuk pertanyaan dan dan permasalahan yang lebih spesifik, dan juga jawaban maupun pemecahan masalah yang lebih cepat.

     

  3. Asynchronous training

    E-learning ini meliputi pembelajaran yang menyesuaikan dengan kecepatan belajar penggunanya, baik menggunakan media CD-ROM, jaringan maupun internet. E-learning ini juga dapat meliputi akses ke instruktor melalui buletin boards, grup diskusi maupun email.

     

  4. Synchronous training

    Synchronous training dilaksanakan secara real-time dengan instruktur yang memfasilitasi training. Semua orang akan login pada waktu yang sudah ditentukan dan dapat berkomunikasi dengan instruktur secara langsung dan sesama. Tipe pembelajaran ini biasanya dilaksanakan melalui website, konferensi audio maupun video, maupun sistem broadcast dua arah ke siswa di kelas.

 

Tuntutan e-learning

 

Dalam pembuatan sebuah e-learning yang baik, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:

  • Servis
  • Konten
  • Teknologi

     

Dimana tantangan terbesar dari e-learning adalah menyeimbangkan ketiga komponen tersebut, serta menemukan solusi yang terintegrasi. Teknologi, sebagai dasar dari cara penyampaian, metode penyampaian, apa yang dapat disampaikan, hingga seberapa cepat penyampaian. Konten yang mengatur kualitas penyampaian, materi yang disampaikan dan yang diantarkan melalui teknologi ke pengguna. Hingga sistem yang menggabungkan antara teknologi dengan konten tersebut, membuat sebuah e-learning yang mudah untuk digunakan, tidak membuat bosan, dapat diakses dengan cepat, dan juga menyenangkan.

 


 

E-learning di masa mendatang

Akan datang masa untuk pembelajaran ubiquitous, dimana pembelajaran tidak lagi dicari oleh pengguna, namun akan dibawa dan dihantarkan kepada pengguna. Dimanapun mereka berada, kapanpun itu, sesuai dengan kebutuhan mereka.

Ubiquotus learning memanfaatkan teknologi smart phone maupun tablet untuk mengantarkan informasi ke pengguna, dia juga menggunakan teknologi identifikasi semacam RFID untuk mengenali sasaran yang dituju.

 

Dengan ubiquitous learning, apapun yang kita lakukan bisa jadi merupakan sebuah pelajaran baru.

 


 

 

 Tavangarian D., Leypold M., Nölting K., Röser M.,(2004). Is e-learning the Solution for Individual Learning? Journal of e-learning, 2004.

SANTROCK, JOHN W. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua, Jakarta: Kencana, 2010

Bersin, Josh. Building blocks of an e-learning infrastructure, 2005

 
Leave a comment

Posted by on August 18, 2011 in Iseng

 

Karakter Obyek WIsata Pantai Jawa Barat

Pantai merupakan sebuah bentuk daratan secara geografis di sepanjang garis daratan yang berbatasan dengan lautan maupun samudra. Pantai umumnya terdiri dari campuran beberapa batuan, seperti pasir, kerikil, dan sedimen lainnya. Bahan penyusun pantai juga seringkali berasal dari makhluk hidup, seperti pecahan cangkang mouska atau pecahan terumbu karang. Menurut para ahli, pantai adalah jalur sempit daratan pada pertemuan dengan laut, meliputi daerah di antara garis air tinggi dan garis air rendah (CERC, 1984). Sementara peneliti lainnya mengungkapkan bahwa pantai adalah jalur daratan yang membatasi tubuh perairan, baik daratan itu berupa batuan padu ataupun sedimen lepas (Komar, 1976).

Shepard (King, 1972) mengelompokkan pantai menjadi 2 kategori, yaitu pantai primer dan pantai sekunder. Pantai primer lebih banyak dikontrol oleh proses-proses darat atau terestrial, seperti : erosi, deposisional, vulkanik dan diastrofisma; sedangkan pantai sekunder merupakan pesisir utama yang terutama dibentuk akibat aktivitas organisme seperti pembentukan terumbu dan akibat proses marin atau aktivitas gelombang. Dengan mendasarkan proses tersebut, maka Shepard menggolongkan pantai menjadi 7 bagian, yaitu: pantai erosi darat, pantai pengendapan darat, pantai gunung api, pantai struktural, pantai erosi gelombang, pantai pengendapan laut dan pantai organik.

Setelah dilakukan survey lapangan, dapat diketahui bahwa di Jawa Barat terdapat 4 jenis pantai, masing-masing: (a) Pantai gunungapi, (b) Pantai Organik, (c) Pantai pengendapan laut, (d) Pantai pengendapan darat. Jenis pantai gunungapi merupakan dominan di kawasan Jawa Barat bagian Selatan, dengan persebaran pelabuhan ratu ke arah barat hingga sekitar Malingping; sebelah barat Tanjung punto hingga Ujung Kulon; sekitar tanjung Sodongbarat serta sebelah timur Ujung Genteng.

Tipe pantai organik berlokasi di Tanjung Pantowilayah Kecamatan Malingping. Pantai organik ini terbentuk dari materi bintang laut (terumbu karang). Gelombang laut yang terjadi di wilayah pantai ini tergolong kecil. Pantai dibentuk oleh organisme laut, bewarna keputihan, dan diselang-seling oleh bongkah organisme laut yang sudah membatu.

Obyek wisata pantai di Jawa Barat baru beberapa yang sudah terkenal di dunia pariwasata, dimana kebanyakan merupakan pantai yang berdekatan dengan Jakarta, seperti pantai Ancol, kepulauan seribu dan pantai Anyer. Obyek wisata pantai yang terkenal lagi adalah pantai Pangandaran, dan Green Canyon nya.

 

  • CERC (Coastal Engineering Research Center), 1984, Shore protection manual, Vol 1, Dept. of Army, Washington, D.C.
  • Komar, P.D., 1976, Beach Processes and Sedimentation, pretince-Hall Inc., Englewood Cliffs
 
Leave a comment

Posted by on July 11, 2011 in Iseng

 

Contoh Skenario Game


Pokok Bahasan: Membuat karya dengan menerapkan sifat cahaya (periskop, lensa).

 

  1. Premis

    Belajar itu sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu

  2. Sinopsis
    1. Jalannya cerita

      Di SD Mentari. Pada suatu ketika, Sinar sedang mengikuti Kegiatan Camping dengan teman-temannya dalam rangka Perkemahan Sabtu Minggu. Waktu malam hari, kakak pembina menugaskan Sinar dan teman-temanya menuju Goa Cermin untuk mengumpulkan bendera yang mana sebelum mereka tiba di Goa Cermin, mereka harus melewati berbagai rintangan. Mereka akan mendapatkan bendera jika melewati berbagai pos.

      Dimulai dari basecamp, Sinar dan dua temannya menuju ke POS 1. Karena suasana malam yang gelap dan jalan lembab, Sinar merasa perlu adanya sesuatu yang membantunya melihat jalan. Kemudian Sinar meilhat ada kayu yang terletak diseberang jalan dan ia mengambilnya. Salah satu temannya, Mail bertanya tentang apa yang dilakukan Sinar. Dengan cara menggesekkan dua buah batu secara berulang kali, sehingga menghasilkan api yang bisa dimanfaatkan sebagai obor. Akhirnya Sinar dan kedua temannya dapat memulai perjalanan malam itu.

      Pada POS 1 sampai dengan POS 5, mereka menghadapi tantangan yang diberikan oleh kakak pembina. Merekaharus menyelesaikan tantangan pada masing-masing pos sebelum melanjutkan perjalanan ke POS berikutnya untuk menuju ke Goa Cermin.

      Di Goa Cermin, mereka wajib menemukan alat-alat yang merupakan hasil penyelesaian mereka di tiap pos. Jika Sinar dan teman-temannya berhasil akan dilantik menjadi Penggalang Inti.

       

       

    2. Rumusan masalah

      Pelajaran I

      Mata kita tidak bisa melihat keadaan sekitar tanpa adanya cahaya (dalam kondisi gelap)

      POS 1    (Cahaya Merambat Lurus)

      Kakak pembina menyiapkan sebuah lilin, dan 3 kertas karton dengan satu lubang di tengah pada kertas tersebut dan disusun sedemikian rupa. Kemudian kakak pembina bertanya “Apakah kamu bisa melihat cahaya api dari lilin?” Ya. “Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan tadi?”

       

      POS 2 (Cahaya dapat dipantulkan)

      Kakak pembina menyiapkan sebuah cermin datar, dan senter. Kemudian kakak pembina mengarahkan mereka untuk masuk ke dalam pos. Di dalam pos sudah tersedia cermin sebesar tubuh mereka. Kakak pembina mengarahkan senter lurus ke arahcermin. Kemudian bertanya kepada Sinar, “Apa yang kamu lihat di cermin akibat dari senter ini?”

      Kedua, kakak pembina mengarahkan senter dari sisi miring di depan cermin. Kemudian kakak pembina meminta Mail untuk menengok ke belakang cermin dan menanyakan apakah ada cahaya dari senter menembus cermin itu. Mail menjawab tidak.

      Kemudian kakak pembina menanyakan ke mana arah cahaya dari senter? Sinar dan teman-temannya melihat arah cahaya dari senter. Dan mereka akhirnya menemukan jawabannya.

       

      POS 3 (Cahaya di cermin cekung)

      Di pos ketiga, kakak pembina meyediakan cermin datar, cermin cembung, dan cermin cekung. Untuk cermin datar, kakak pembina menempelkan kertas berisi nama siswa di depan dahi siswa. Kemudian meminta siswa untuk berdiri di depan cermin dan melihat apa yang terjadi pada bayangannya di cermin. Kakak pembina bertanya tentang sifat bayangan pada cermin datar.

      Untuk cermin cembung, dan cermin cekung kakak pembina juga menyuruh hal yang sama sehingga siswa bisa menjawab sifat bayangan dari cermin cembung dan cekung.

       

      POS 4 (Cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan)

      Pada waktu siswa memasuki POS 4 kakak pembina menyiapkan gelas berisi air dan satu batang pensil. Kemudian menanyai siswanya, “Bagaimana mematahkan pensil ini dengan hanya menggunakan bahan-bahan ini (menunjuk segelas air dan pensil itu sendiri)?”

       

      POS 5 (Cahaya dapat diuraikan)

      Setelah itu di pos 5 kakak pembina menyediakan cakram warna. Bagaimana caranya supaya siswa bisa menciptakan warna putih dari cakram warna itu?

       

      Kemudian di goa cermin siswa mengaplikasikan pelajaran apa yang telah mereka dapat dari pos I sampai dengan pos V.

      Di dalam goa cermin tersedia teka-teki yang berhubungan dengan peralatan yang menerapkan sifat cahaya. Sehingga mereka mengetahui apa fungsi periskop dan lensa.

       

      Bahasan:

      Sifat Cahaya

  • Merambat lurus
  • Di pantulkan
  • Di biaskan
  • Di uraikan

Pemanfaatan

  • Periskop
  • Kaleidoskop
  • lup

 

  1. Rumusan solusi

    Pelajaran I

    Sinar dan teman-temannya membuat sumber cahaya dengan menyalankan obor.

    Pos 1

    Meluruskan lubang sehingga juga lurus dengan cahaya yang berasal dari lilin. Dengan demikian cahaya dari lilin bisa kita lihat dari lubang di karton-karton tersebut.

    Pos 2

    Jawabannya adalah cahaya senter itu berada tepat lurus di arah datangnya cahaya karena kakak pembina meletakkan lurus dengan cermin datar itu.

    Kemudian ketika diminta mencari bayangan senter waktu kakak pembina menyorotkan senter agak miring dari bidang cermin datar, maka Sinar dan teman-temannya mengikuti arah bayangan cahaya dari senter itu. Kemudian mereka menemukannya di daerah pohon-pohon. Dengan demikian disadari bahwa cahaya dapat memantul.

    Pos 3

    Jawabannya adalah

    Sifat cermin datar: maya, tegak, sama dengan objek

    Sifat cermin cembung: maya, tegak diperkecil

    Sifat cermin cekung:    jika benda dekat: maya, tegak, diperbesar

    Jika benda jauh: nyata (dapat ditangkap oleh layar). terbalik

  2. Titik kritis sebagai tantangan

    Pada saat mereka sampai dan masuk ke Goa Cermin, maka mereka akan menghadapi tantangan terakhir untuk mendapatkan predikat terbaik.

    Di goa cermin mereka harus bisa mencari benda-benda kecil yang diminta kakak pembina untuk mencarinya sehingga mereka memerlukan lup sebagai alat untuk membantu mereka mengerjakan instruksi tersebut. selain itu, mereka juga harus bisa membuat periskop yang gunanya untuk mereka menyeberang menggunakan kapal selam nanti setelah mereka berhasil keluar dari goa cermin.

     

  1. Skenario
    1. Lokasi

      Pada musim panas SD Mentari mengadakan Persami khusus untuk melantik Penggalang Inti dari siswa kelas 5. Acara diadakan di daerah perbukitan

    2. Tokoh & akting

      1th Scene

      Pada suatu ketika, Sinar sedang mengikuti kegiatan camping dengan teman-temannya dalam rangka perkemahan Sabtu Minggu.

      2th Scene

      Kakak Pembina: “Untuk melanjutkan ke pos berikutnya, kamu harus menyelesaikan tantangan di pos ini”

      Sinar: “Siap Kak.. Lalu apa yang harus kita lakukan?”

      Kakak Pembina: “Kakak sudah menyiapkan sebuah lilin dan 3 kertas karton dengan satu lubang di tengah pada kertas tersebut dan disusun lurus.”

      Kakak Pembina: “Coba Kamu amati terlebih dahulu , apa yang terjadi?”

      Sinar: “Biak, Kak.”

       

      Lima menit kemudian

      Sinar: “Kami sudah bisa memecahkan tantangan di pos ini, Kak.”

      Kakak Pembina: “Apa yang kalian temukan lewat percobaan ini?”

      Sinar: “Lewat percobaan ini, kami jadi tahu bahwa:

      Choices:    a. Lilin dapat merambat

              b. Cahaya merambat lurus

              c. Kertas karton berlubang dapat bercahaya

              d. Cahaya menembus karton

      Jika jawaban benar, maka Sinar akan mendapat penghargaan.

      Kakak Pembina: “Tepat sekali. Kamu anak yang pintar dan kamu bisa melanjutkan ke pos berikutnya.”

      Sinar: “Yes! Terimakasih ya, Kak.”

      Kakak Pembina: ”

      Jika jawaban salah, maka kakak pembina memintanya untuk mengamati lagi.

      Sinar: “Baiklah..”

       

      3th Scene

      Sampai di Pos II

      Sinar: “Malam, Kak.”

      Kakak Pembina: “Malam.. Selamat datang di pos II, Adik-adik..”

      Kakak Pembina: “Setelah sukses di pos I, kalian berhak mengikuti tantangan di pos II ini”

      Kakak Pembina: “Apa kalian sudah siap akan tantangan yang akan kakak berikan?”

      Sinar: “Siap, Kak!”

      Kakak Pembina: “Bagus.. Ikut kakak masuk ke bilik itu dan kalian perhatikan apa yang terjadi di situ, ok?”

      Sinar: “Ok, Kak.”

       

      Mereka berjalan sebentar untuk menuju ke bilik. Di dalam bilik telah disediakan cermin datar, cermin cembung, dan cermin cekung, serta satu senter.

      Sebelum masuk ke bilik, kakak pembina menempeli dahi Sinar dan temannya dengan kertas bertuliskan nama mereka masing-masing. Kemudian kakak pembina mulai memberikan instruksinya.

       

      Kakak Pembina: “Silakan kalian masuk ke bilik dan perhatikan apa saja yang ada di dalam sana.”

      Sinar: “Baik, Kak.”

       

      Mereka memasuki bilik dan memperhatikan cermin-cermin yang ada di dalam bilik yang tidak terang dengan penerangan 4 lilin di tiap sudut bilik itu.

      Di langkah pertama mereka dihadapkan oleh cermin datar.

      Kakak Pembina: “Coba kalian berdiri tegak di depan cermin datar itu, kemudian perhatikan hal unik apa yang terjadi! Jelas?”

      Sinar: “Jelas, Kak.”

      Beberapa menit kemudian…

      Kakak Pembina: “Kalian sudah menemukan keunikannya? Coba ceritakan ke kakak!”

      Sinar: “Sudah, Kak. Salah satunya tulisan namaku jadi terbalik.”

      Kakak Pembina: “Pengamatan yang bagus, Sinar.. Itu benar. Selain itu, apa yang kalian temukan lagi?”

      Mail: “Diriku melihat di cermin seperti ada yang mirip diriku, Kak. Tapi itu tidak benar. Diriku hanya ada satu.”

      Kakak Pembina: “Cermat kamu, Mail… Lalu apa yang bisa kalian simpulkan dari pengamatan itu?”

      Sinar: “Aku tahu, Kak!”

      Sinar: “Di cermin adalah bayangan saja. Diri kita nyata, tapi yang ada di cermin tidak nyata.”

      Kakak Pembina: “Pandai nian Kamu, Sinar.. Hanya bayangan, bukan benar-benar diri kalian. Nah, berarti bayangan itu tidak bersifat nyata, melainkan bersifat …”

      Choices:     a. Maya

      b. Mimpi

        Jika jawaban benar, maka kakak pembina memberikan pujian.

        Kakak Pembina: “Tepat sekali! Kalian memang anak-anak yang cerdas..”

        Sinar: “Secerdas Pak BJ Habibi ya kak.. ahahaha..”

    Kakak Pembina: “Iya, kelak kalian juga ciptakan pesawat dalam negeri yang lebih canggih dari sebelum-sebelumnya ya..”

Sinar: “Insyaa Allaah, Kak..”

Kakak Pembina: “Baiklah, kita lanjut ke cermin berikutnya ya..”

Sinar: “Yuk, mariii..”

 

Beberapa langkah berjalan, sampailah mereka di depan cermin cembung.

Kakak Pembina: “Nah, kita sudah sampai di depan cermin apa ini hayooo?

Mail: “Cembung, Kak!”

Kakak Pembina: “Betul, Mail..”

Mail: “O.. Tentu lah kak.. Ada tulisannya sih Kak, tuh tulisan kecil di alas bilik ini. Hehehe..”

Kakak Pembina, Sinar, dan Mail: (tertawa)

Kakak Pembina: “Seperti yang kakak instruksikan tadi, coba kalian amati apa yang terjadi di cermin cembung ini? Lima menit lagi kalian harus siap menceritakan ke kakak apa yang terjadi ya..”

Sinar dan Mail: “Siap, Kak!”

 

Lima menit kemudian…

 

Sinar: “Kami siap menjawab, Kak.”

Kakak Pembina: “Ok, bagaimana menurut kalian? Apa yang terjadi jika kita berada di depan cermin cembung tersebut?”

Sinar: “Begini kak, ketika kami berada di depan cermin itu, kami tetap berdiri tegak seperti layaknya kami berdiri di sini. Akan tetapi, kita jadi mengecil di dalam cermin tersebut juga.

 

 

 

Setelah Sinar dan temannya bertemu dengan kakak pembina di Pos III, sesuai prosedur, Sinar harus menyelesaikan lagi tantangan yang diberikan oleh kakak pembina.

Sinar dan Mail: “Selamat malam, kak.”

Kakak Pos III: “Ya, selamat malam dik.”

Kakak Pos III: “Sudah siapkah menerima tantangan di Pos III?”

Sinar dan Mail: “Kami siap kak.”

Kakak Pos III: ”

  1. Musik
  2. Dialog

 

Pertanyaan:

  1. Skenario

     

Intro

 
Leave a comment

Posted by on July 7, 2011 in Iseng

 

Put in some little shark to your life

Kemarin sore, tanggal 1 Februari 2011,

Kita semua, mahasiswa AWM dikumpulkan di kampus, untuk diberi briefing masalah KKP, sebagai persiapan karena tanggal 10 kita harus ngumpulin semua tanggungan KKP macem banner, laporan, dan hasil produk

Well, mungkin bagi ane si ga masalah. Dengan segala kelebihan otak ane itu mah kecill (ngeles, padahal laporan KKP pake laporan penelitian SEAMOLEC yang dulu perna dibuat :p)

Tapi mungkin bagi bapak – bapak temen kampus tugas tersebut dirasa agak berat,

Yah memang, karena tugas mereka sehari hari emang ga ada sambungannya ma komputer, ibarat upil ane ma mcD gaplek. Read the rest of this entry »

 
Leave a comment

Posted by on February 2, 2011 in Iseng, KKP

 

Kenapa tetep baca al-quran walaupun ngga ngerti artinya

hayo kenapa gan

baru baca cerita, tentang ini.
jujur aja kerasa kesinggung banget
dari dulu sampai sekarang,
walaupun baca alquran, tapi ngga tau artinya

terus kenapa kita tetep baca al-quran kita? Read the rest of this entry »

 
1 Comment

Posted by on December 20, 2010 in Iseng, Uncategorized